I Yohanes 4:18
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 52; Markus 2; Yesaya 55-56
Beberapa tahun lalu, Joseph Tong, seorang Rumania yang percaya Yesus ditangkap pada Minggu pagi. Beberapa hari kemudian, interogasi dimulai. Ketika seorang jendral masuk ruangan interogasi, dia memerintahkan para prajuritnya keluar ruangan. Ketika menginterogasi Joseph, jenderal itu mulai memukulinya, di wajah, dikepala, sesukanya hingga ia kelelahan.
Beberapa hari kemudian, hal yang sama terjadi kembali. Para prajurit langsung keluar, dan Joseph tinggal menunggu pukulan saja. Namun sebelum dimulai, Joseph menyatakan ingin bicara sebentar.
Joseph berkata, “Pertama saya ingin minta maaf.”
Jenderal tersebut kaget mendengar pernyataan Joseph. Pada hal dia telah memukulinya, namun apa yang terjadi diluar dugaannya. Jenderal itu mulai duduk dan mendengarkan Joseph.
“Saya minta maaf karena saya berteriak sewaktu dipukuli, padahal sebagai orang Kristen tidak ada yang lebih indah selain menderita seperti Kristus. Sebenarnya, Anda telah memberikan hadiah yang paling indah yang pernah saya terima. Terima kasih banyak!”
Joseph juga mengatakan bahwa dirinya berdoa bagi jendral tersebut dan juga keluarganya.
Jenderal tersebut kagum akan permintaan maaf Joseph Tong tersebut. Dikemudian hari sang jenderal berperan besar dalam pembebasannya. Jenderal tersebut melakukannya karena dia belum pernah bertemu seseorang yang mau berdoa bagi dirinya dan keluarganya.
Joseph Tong memberi contoh bagi kita, bahwa di dalam kasih tida ada ketakutan. Tuhan telah membebaskan kita untuk mengasihi musuh kita. Kita akan diberkati karena melakukan hal tersebut – demikian juga orang lain. Dengan mengasihi seperti yang telah Yesus ajarkan maka kita memuliakan nama-Nya.
Hanya kasih Kristus yang memampukan kita untuk menaklukan ketakutan terbesar kita.